Iklan

Iklan

,

Iklan

Dua Hari Menguras Fisik

13 Januari 2024, 21:29 WIB

Suasana Ujian Kompetensi Wartawan (UKW) jenjang Muda, foto.dokumen PWI

Dua hari ikut Ujian Kompentensi Wartawan (UKW) angkatan 32 yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), benar-benar menguras fisik.

Hotel Emersia Resort di jalan Wolter Wonginsidi, Bandarlampung, tempat berlangsungnya ujian itu menjadi saksi bisu bagaimana seorang wartawan berjuang untuk mendapat hasil ujian yang kompeten.

Saya pribadi mengucapkan ribuan terima kasih kepada penyelenggara, sebab UKW yang disponsori oleh dua lembaga usaha milik negara yakni PT Telkomsel Indonesia dan PT Pupuk Indonesia Holding Company ini dihelat secara gratis.


Berikut laporan Ferdi Supriyadi Lampung Selatan

Mengikuti UKW jenjang Muda merupakan kedua kalinya yang pernah saya lakoni. Meski dulu pernah mengalami kegagalan, lantas tak membuat saya patah arang untuk tetap berjuang mengikuti ujian.

Rabu 10 Januari 2024, jadwal hari pertama pelaksanaan UKW di Lampung menjadi hari yang sangat gelap bagi saya. Selain menghadapi ujian yang digadang buat kita kepikiran, dihari pertama itu juga membuat saya terbangun waktu dini hari.

Terbangun dini hari pada pukul 03.35 Wib bukan tanpa sebab, jadwal yang ditetapkan panitia pukul 07.00 Wib waktu itu membuat kita mewanti agar tak kesiangan di esok hari. Waktu dua jam kedepan tentu saya manfaatkan untuk terus belajar, sisanya membangunkan teman yang mungkin masih bermimpi soal kelulusan.

Pagi setelah semuanya siap untuk pergi, saya bersama teman yang lain dari daerah selatan tak lupa untuk sarapan, berharap perut terisi sesuai harapan.

Usai sarapan bersama wartawan Senior Radar Lamsel, Nyoman Subagio dan Ido Mai Saputra, kami berjalan kaki menuju tempat pelaksanaan ujian yang lokasinya hanya berjarak bertetanggaan dari tempat penginapan.

Dilokasi sekitar pukul 06.30 wib, sudah ramai peserta lain dari pelbagai wilayah Lampung. Satu sama lain ada yang berbisik, "Bagaimana ya ujiannya nanti?, deg-degan semalaman susah tidur," kata salah satu peserta yang perkataannya tak sengaja masuk telinga.

Bagaimana tidak, nilai kompeten yang harus diraih peserta yaitu diatas 70. Ada 10 materi mata uji yang bakal dihadapi wartawan tingkat Muda. Satu saja materi uji mendapat nilai dibawah 70, alamat kita dianggap belum kompeten. Ibarat, "10 kebaikan akan gugur oleh satu kesalahan". Ya, memang begitu adanya.

Saat pembagian kelas, jantung berdetak kencang berharap mendapat penguji yang baik hati dan tidak keji. Alhasil, kelas saya yang terdiri dari 6 peserta mendapat penguji bernama Andi S. Panjaitan. Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jendral PWI Provinsi Lampung ini dikenal santuy, tapi tidak saat menguji. Semua penguji terlihat profesional dan sesekali menjadi momok yang menakutkan.

Sesi demi sesi, sang penguji menjelaskan materi sebelum ujian itu dimulai. Sepanjang ujian berlangsung, saya tak ingin menyiakan waktu yang diberikan sang penguji, sampai-sampai rasa ingin buang air kecil saja tertahan sejenak. Sebab jarak ruangan ujian dengan kamar kecil lumayan cukup jauh, bisa-bisa waktu yang diberikan penguji untuk mengerjakan soal 15 menit bisa kepotong dikit. kan, sayang.

8 materi dihari pertama semua berjalan lancar meski ketegangan tak terlepas dari benak para peserta. Saya bertanya dalam hati, lulus gak ya.. hari pertama ini?. Rasa gelisah menyelimuti.

Lanjut dihari kedua Kamis 11 Januari 2024, dengan sisa dua materi yang ada yaitu, sesi jejaring dan menyiapkan isi rubrik. Alhamdulillah, keduanya bisa berjalan lancar seperti roda yang berputar.

Tiba waktunya saat penguji menilai. Moment ini menjadi yang paling menegangkan. Satu persatu para peserta berhadapan langsung untuk menandatangani hasil dari penilaian sang penguji. Setiap materi, sang penguji mengoreksi dan memberi saran untuk dijadikan landasan saat menjalankan profesi jurnalistik di lapangan. "Secara kode etik kamu sudah menguasai, tinggal ketelitian aja. Jangan typo, teliti lagi," salah satu saran penguji.

Alhasil, setiap materi mata uji 1 sampai 10 saya mendapat hasil yang memuaskan dengan nilai rata-rata diatas 70. Dengan begitu saya dinyatakan kompeten. Lega rasanya.

Dari hasil pengumuman, seluruhnya ada 36 peserta yang ikut UKW, hasilnya 28 peserta dinyatakan kompeten baik tingkat Muda maupun Madya. Sementara 7 peserta belum dinyatakan kompeten dan 1 tidak hadir.

Sementara nilai terbaik jenjang Madya jatuh kepada wartawan PWI Lampung Selatan, Idho Mai Saputra, yang tak lain merupakan rekan sekamar waktu tidur di penginapan.

Sedangkan untuk nilai terbaik jenjang Muda jatuh kepada wartawan pembaharuan.id, Edwar Nur.

Dipenghujung acara penutupan, Ketua PWI Lampung Wirahadikusumah berpesan kepada wartawan yang baru saja mengikuti UKW agar selalu menjaga marwah PWI dikemudian hari, serta berkerja sesuai pedoman.

"Jaga nama baik PWI. Sekarang kalau ada yang melanggar Kode Etik Jurnalistik, kompetensinya bisa dicabut seumur hidup," kata Wira.

Dengan berakhirnya UKW di Provinsi Lampung, tak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada PWI Pusat dan Kementerian BUMN yang telah menggelar UKW ini secara gratis.

Menurut saya, dalam perkembangan dunia pers, BUMN memiliki dampak yang signifikan. Ada beberapa poin penting peran BUMN dalam mendukung perkembangan pers di Indonesia.

Dalam hal ini salah satunya BUMN telah memberikan dukungan finansial dan sumber lainnya yang diperlukan untuk perkembangan media, termasuk pers. Dukungan semacam ini membantu memastikan keberlanjutan dan keberagaman media di tanah air.

Terima kasih PWI dan BUMN

Iklan